Sering Kesemutan, Gangguan
Saraf atau Rematik?
:
KOMPAS.com — Sebagian orang mungkin menganggap kesemutan atau rasa menggelitik di bagian tubuh tertentu adalah hal yang normal. Karena kesemutan kerap muncul ketika kita berada dalam posisi statis cukup lama.
Namun,
ketika kesemutan terjadi dengan frekuensi waktu yang sering dan tanpa dipicu
apa pun, orang juga sering mengartikannya sebagai gejala rematik atau artritis.
Namun, menurut dokter spesialis saraf FKUI/RSCM Manfaluthy Hakim, kesemutan
justru merupakan gejala dari kerusakan saraf tepi atau neuropati.
Ia
menjelaskan, neuropati adalah kerusakan saraf tepi yang disebabkan oleh
penyakit, trauma pada saraf, atau dapat juga karena komplikasi dari suatu
penyakit sistemik. Sementara itu, artritis merupakan peradangan di persendian
karena infeksi.
"Keduanya
berbeda, kalau neuropati gejalanya timbul di ujung-ujung bagian tubuh,
sementara artritis terjadi di persendian," kata dia dalam sebuah media workshop
di Jakarta, baru-baru ini.
Gejala dari
kedua penyakit itu pun berbeda. Neuropati ditandai dengan kesemutan, kebas mati
rasa, kram, kaku-kaku, rasa terbakar, kulit hipersensitif, kulit mengilap, dan
kelemahan anggota gerak.
Sementara
itu, artritis ditandai dengan nyeri dan kaku di persendian. Orang dengan
artritis juga mungkin akan merasakan hangat di persendian dan kesulitan dalam
menggerakkan sendi.
"Jadi
jelas kesemutan bukanlah gejala artritis," tegas Ketua Kelompok Studi
Neurofisiologi dan Saraf Tepi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI) ini.
Meski
berbeda, kedua penyakit itu sama-sama tidak dapat disembuhkan secara total.
Risiko mengalami kedua penyakit ini juga meningkat seiring bertambahnya usia.
0 komentar:
Posting Komentar