Stroke[1] (bahasa Inggris: stroke, cerebrovascular accident,
CVA) adalah
suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah
ke suatu bagian otak
tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau
mematikan sel-sel saraf di otak.
Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan
oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat
diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di sebelah anggota
badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun
belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini
berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan
jantung".
Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat
oleh emboli. Emboli bisa
berupa kolesterol atau udara.
Faktor
risiko
- Merokok
- Alkohol
- Diet
- tingginya kadar kolesterol
- Riwayat keluarga
Diagnosis
Diagnosis stroke adalah secara klinis beserta
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain CT scan kepala,
MRI. Untuk menilai kesadaran penderita
stroke dapat digunakan Skala Koma Glasgow.
Untuk membedakan jenis stroke dapat digunakan berbagai sistem skor, seperti Skor
Stroke Siriraj, Algoritma Stroke Gajah Mada, atau Algoritma
Junaedi.
Simtoma
klinis
Fitur stroke iskemik yang sangat umum, menurut Uniformed
Services University of the Health Sciences, masih berdasar kepada banyaknya
hasil diagnosis pemeriksaan fisik terhadap penderita yang dirangkum dalam satu
kurun waktu. USUHS merangkumnya menjadi tabel berikut agar dapat digunakan masyarakat
awam untuk mengenali gejala klinis stroke sedini mungkin. Dan bagi tenaga medis
profesional, The National Institute of Health telah membuat tabel skala stroke sebagai panduan guna melakukan
diagnosis dalam waktu kurang dari sekitar 5 hingga 10 menit.
Simtoma
paraklinis
Beberapa senyawa biokimiawi di dalam serum darah yang dapat dijadikan dasar diagnosis
dan prognosis terjadinya nekrosis otak antara lain
S100-β
S100-β adalah peptida yang disekresi astrosit pada saat
terjadi cedera otak, proses neurodegenerasi dan kelainan psikiatrik. S100-β
merupakan senyawa pengikat kalsium, secara in vitro, pada kadar
rendah, interaksi dengan sistem kekebalan di otak akan meningkatkan
kelangsungan hidup bagi neuron yang sedang berkembang, namun, pada kadar yang
lebih tinggi, S100-β akan menstimulasi produksi sitokina pro-peradangan dan
apoptosis.
Studi terhadap hewan menunjukkan efek neuroprotektif
S100-β dengan teraktivasinya proses selular di neuron yang menahan
eksitotoksisitas yang diinduksi NMDA. Peningkatan serum S100-β selalu terjadi
pada stroke iskemik, dan terjadi pula pada kondisi yang lain seperti traumatic
brain injury (TBI), Alzheimer dan schizophrenia.
Saat terjadi stroke iskemik, konsentrasi serum S100-β
mencapai titik maksimum pada hari ke-2 hingga 4. Nilai konsentrasi maksimum
S100-β berkaitan dengan skala stroke NIH, ukuran dan patofisiologi infark,
sehingga semakin tinggi nilai maksimum S100-β, semakin tinggi pula risiko
terjadinya transformasi hemorragik. Peningkatan S100-β juga ditemukan dalam
stroke hemorragik primer, yang menunjukkan volume hematoma awal.
Peningkatan kadar S100-β tidak harus terjadi dengan
cepat, dan masih banyak sel selain astrosit dan sel Schwann
yang menhasilkan S100-β, sehingga penggunaan nilai serum S100-β sebagai salah
satu dasar diagnosis stroke masih cukup rentan.
Gejala Stroke
ditandai
dengan kematian jaringan otak (infark serebral) hal ini disebabkan karenakan
adanya penyumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah menuju otak
sehingga pasokan darah dan oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan
serangkaian reaksi biokimia yang akan merusakkan atau mematikan sel-sel saraf
otak.
Jumlah
penderita stroke di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Pada akhir tahun
2012 lalu, sebuah lembaga mencatat telah terjadi sekitar 500.000 kasus
penderita stroke dengan angka 12.500 orang meninggal akibat penyakit tersebut.
Sementara sisanya mengalami cacat, baik ringan maupun berat. Karena itu
pengobatan awal serta pencegahan menjadi perang penting dalam memerangi stroke.
Gejala
Serangan Stroke Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus
memperoleh informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan
otak yang secara sederhana mempunyai lima tanda-tanda utama yang harus
dimengerti dan sangat difahami. Hal ini penting agar semua orang mempunyai
kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke.
Tanda-tanda utama serangan stroke :
- Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada muka, tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja
- Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti
- Satu mata atau kedua matamendadak kabur
- Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan
- Mendadak merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab musababnya
Selain itu harus dijelaskan pula kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan lain yang bisa timbul dan atau harus diwaspadai, yaitu;
- Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah
- Rasa pingsan mendadak, atau merasa hilang kesadaran secara mendadak
Penyebab Penyakit Stroke
Ada dua faktor yang merupakan penyebab stroke yaitu resiko medis dan resiko perilaku
1. Faktor risiko medis
Faktor resiko medis yang menyebabkan atau memperparah stroke antara lain hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), kolesterol, arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes, riwayat stroke dalam keluarga (faktor keturnan) dan migren (sakit kepelah sebelah). Menurut data statistik 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis.
2. Faktor risiko perilaku
Faktor resiko perilaku disebakan oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, menkonsumsi minuman bersoda dan beralkohol gemar mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food dan junk food). Faktor resiko perilaku lainnya adalah kurangnya aktifitas gerak / olah raga dan obesitas. Salah satu pemicunya juga adalah susasana hati yang tidak nyaman seperti sering marah tanpa alasan yang jelas.
Cara Mencegah Penyakit Stroke
Adapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah 10 langkah yang dapat Anda lakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.
1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok
Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah Anda menjadi mudah menggumpal.
2. Periksakan tensi darah secara rutin
Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah Anda mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara teratur.
3. Kendalikan penyakit jantung
Kalau Anda memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.
4. Atasi dan kendalikan stres dan depresi
Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.
5. Makanlah dengan sehat
Anda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali, namun penting artinya bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.
6. Kurangi garam
Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.
7. Pantau berat badan Anda
Memiliki badan gemuk atau obes akan meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.
8. Berolahraga dan aktif
Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu Anda menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.
9. Kurangi alkohol
Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya berarti menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.
10. Mencari Informasi
Dengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian hormon HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan cendrung mudah menggumpal
Dengan mengenali tentang gejala dan penyebab serta resiko stroke,
diharapkan kita semua lebih waspada dan hati-hati dengan selalu menjaga
kesehatan. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar